Selasa, 11 September 2012

Catherine Keng: Kami ingin menjadi yang terbaik

Catherine Keng
Corporate secretary Cineplex 21
JARINGAN usaha bioskop Cineplex 21 memasuki  usia seperempat abad pada 21 Agustus 2012. Persiapan acara ulangtahun dilakukan secara internal maupun eksternal bioskop yang kini memiliki 628 layar itu.  Berikut ini wawancara Tabloid Kabar FILM dengan Catherine Keng selaku corporate secretary Cineplex 21 di Pisa Kafe, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8) malam:
Kapan dan apa saja acara HUT ke-25 Cineplex 21?
Sebenarnya tanggal 21 Agustus, tapi karena tanggal itu bertepatan dengan Hari Raya Idul Filtri, kita ambil tanggal 21 di bulan September 2012. Beberapa kegiatan secara internal sudah kami lakukan, antaranya pemberian apresiasi kepada karyawan yang sudah bekerja selama lebih dari 20 tahun yang diadakan 21 September.  Selain itu, ada kegiatan eksternal yang sudah kita jalankan 3 kali dan setiap minggu yaitu nonton bersama anak yatim, penderita kanker, dan anak-anak cacat. Ini dilakukan sepanjang tahun.
Apa makna 25 tahun bagi usaha bioskop Cineplex 21?
Usia 25 itu ibaratnya seperti orang yang sudah dewasa. Sudah tidak lagi memikirkan diri sendiri, tapi sudah harus memikirkan lingkungan dan sesama. Kita mulai dengan melakukan beberapa kegiatan sosial.  Yang jelas 21 akan terus mulai melakukan kepedulian soasial . Jadi apa yang kita dapat dari Indonesia akan kita kembalikan kepada masyarakat Indonesia. Tema ulangtahun kali ini lebih kepada ‘Terimakasih Indonesia’
Apa rencana ke depannya?
Kami terus berusaha menjadi yang terbaik di bidang ini, tidak hanya dalam skala nasional tetapi juga mendunia.  Jadi bagaimana caranya?  Karena kami adalah eksibitor atau wadah. Jadi, kami harus memastikan beberapa hal seperti, mutu gambar yang bagus, suara yang bagus. Orang datang kan ingin suasana yang enak, bersih. Dan untuk pelayanan kami juga berusaha mengikuti hotel bintang lima, dengan pelayanan yang bagus.
Pengaruh situasi penonton sekarang?
Jika ada yang mengatakan jumlah penonton menurun, saya justru tidak sependapat. Menurut saya jumlah penonton standar. Tetapi mengapa bisa standar, karena sudah banyak media sarana menonton. Contoh, orang bisa nonton dari firtsmedia, indovision, dvd baik bajakan maupun original, youtube, dan lain-lain. Termasuk juga televisi. Jadi kemudahan mengakses film dunia sekarang dapat dilakukan oleh banyak orang.
Bagaimana menarik orang datang ke bioskop?
Sebagai pengelola bioskop sekarang ini, saya kira adalah bagaimana menarik penonton agar mau datang ke bioskop. Pertama, harga tidak boleh terlalu mahal. Ini adalah salah satu komitmen kami. Dengan harga yang tidak terlalu mahal dan terjangkau kami tetap berikan fasilitas dan pelayanan yang baik. Kalau tidak, orang kan lebih baik nonton di rumah. Jauh-jauh dan kena macet, kan penonton ingin pelayanan dan fasilitas yang nyaman dan aman. Kami akan memfokuskan pada  pemberian  fasilitas menonton yang terbaik. Tentu saja, kualitas film sangat menentukan keinginan orang ke bioskop
Akan dibuka di Indonesia timur?
Kami sudah ada rencana pengembangan ke kawasan Indonesia Timur, termasuk penambahan ke daerah Cirebon, dan Bali.
Bagaimana dengan teater IMAX sendiri?
Setelah kami membuka teater IMAX di Gandaria City beberapa bulan lalu, tahun ini kami juga berencana membuka IMAX di dua tempat lain di Jakarta. Karena demand penonton cukup signifikan untuk menonton di teater IMAX.
Bioskop Cineplex 21 terlalu pro film impor?
Sebagai sinema operator, kami berharap baik dari  film nasional maupun internasional ada film yang bisa menarik penonton.  Memang banyak yang mengkonotasikan kami lebih pro film impor, kebetulan karena salah satu anak perusahaan kami adalah importir. Tetapi itu tidak benar.  Tetapi bagi kami, yang terpenting adalah film tersebut dapat menarik penonton, jadi tidak harus film Indonesia atau luar negeri. Semua yang bagus-bagus saja.
Apa tanggapan Anda tentang wacana wajib tayang sepekan film nasional?
Saya persisnya secara programing belum bisa berkomentar banyak. Tapi selama ini secara jumlah tayang yang diberikan sekarang, itu sudah disetujui produser. Jadi apapun yang sudah ditayangkan, taruhlah jumlah layarnya berapa, tapi minimal setahu saya film nasional itu 80-100 itu pasti. Dan tentu produsernya akan butuh jadwal dong. Dari kami akan berusaha mengatur, karena dalam sepekan ada minimal 2 (dua) film nasional. Di luar itu ada film lain. Nah, bagaimana untuk mengaturnya, butuh strategi technical. Ini juga menjadi kebijakan kami.  Setiap hari ada film yang bagus, dan ada yang prestasinya kurang. Kalau misalnya ada film nasional yang sudah 5 hari tayang, lalu ada film impor yang masih doing well misalnya sejak 2 minggu, maka kami tetap pertahankan film nasional untuk tayang. (kf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar