Jumat, 04 November 2011

Film 'Semangat Silat Melayu' juara FFA Medan akan ditayangkan di TVRI


FILM terbaik II Festival Film Anak (FFA) Medan 2011, Semangat Silat Melayu mendapat apresiasi positif dengan penayangan dalam program Apresiasi Film Pelajar di TVRI Sumut pada 10 November mendatang.
   "Film yang berasal dari Langkat ini bagus dalam mengemas tema budaya, salah satu segi kehidupan kita yang patut dijunjung tinggi," kata Koordinator Tim Kreatif Abdul Aziz Lubis kepada wartawan di Medan, Selasa, (1/11). 
   Menurut Azis, para pembuat film yang mengangkat tema kearifan lokal dan kebudayaan daerah Sumatera Utara termasuk orang Medan, merupakan pilihan terbaik dari pada mencoba-coba menyaingi kelompok lain yang sudah mapan yang ada di luar Sumut. 
   "Untuk bersaing kita butuh proses dengan terus menggarap film-film yang diproduksi seperti One-D Pictures Langkat ini," terang Azis. 
   Disampaikan sineas Agung Film Maker Medan ini sangat senang FFA Medan yang diselenggarakan PKPA dan SFD telah dapat berlangsung selama empat tahun. 
   "Ini aset kebudayaan Medan , bahkan Sumut yang patut diapresiasi," ujar pembesut beberapa judul film yang pernah mendapat penghargaan itu. 
   Sutradara film Cintaku dan Kado buat Melati, Naga Bonar Merajut Impian dan Sampah ini menambahkan, film karya Komunitas Filmmaker Indie Langkat (FILA) ini akan ditayangkan di TVRI pada 10 November 2011 mendatang melalui program Apresiasi Film Pelajar. 
   "Insya Allah dalam acara tersebut akan menampilkan narasumber antara lain, Sutradara, Produser dan pemeran utamanya," cetus Aziz. 
   Lebih lanjut Misran Lubis, Direktur Eksternal Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) selaku penyelenggara FFA mengatakan, sesuai misi PKPA memberikan advokasi untuk melindungi dan memenuhi hak anak, program FFA yang diselenggarakan setiap tahun ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi regenerasi seniman Medan. 
   "Dari 24 film yang kita terima, film Semangat Silat Melayu menjadi salah satu film mampu memvisualisaikan tema FFA 2011 tanamkan jasamu, tinggikan budayamu," tutur Misran.
   Dikatakan Misran, malam puncak FFA 2011 diselenggarakan, 21 Oktober lalu di Taman Budaya Sumut dengan menampilkan film-film karya anak dari Medan, Deli Serdang, Purbalingga, Langkat dan Cilacap. (kf1)

DreamArch hidupkan animasi di Medan

INDUSTRI kreatif berbasis animasi di Kota Medan mulai berbunyi. Wadah berbagi ilmu animasi pun  menggeliat seperti kehadiran DreamArch rumah produksi animasi yang didirikan dua kembar Aditya ST dan Anditya ST yang kian berkibar. Keduanya memelopori kemajuan animasi sejak 2001 dengan membangun sekolah animasi, rumah animasi, dan komunitas animasi. Ki-ni mimpi dua bersaudara itu   menjadi nyata.
   ”Banyak orang berbakat dan kreatif di Medan yang tidak mendapat tempat di Medan, SDM nya selalu tersedot ke Jawa atau luar negeri. Maka kami jadi pionir sambil mencurahkan kreatifitas,” papar Aditya.
   Untuk mengembangkan animasi di Medan, dua bersaudara ini me-nerbitkan belasan buku panduan praktis animasi dalam berbagai je-nis piranti lunak mulai dari berdimensi dua (2D) seperti GIF Animation, Flash animation, hingga dalam 3D (tiga dimensi) didukung Co-relDraw, Adobe (Photoshop, After Effect dan Premiere) 3Ds Max serta ArchiCAD.
   Aditya didampingi kembarannya Anditya ST mengatakan, komunitas animasi di Medan saat ini mulai tumbuh pelan namun pasti, tera-rah dan terencana. “Meski belum sebanyak di Pulau Jawa seperti Yogya dan Bandung, keberadaan DreamArch dianggap signifikan untuk menopang kema-juan industri kreatif animasi di kota Medan,” kata Aditya kepada Kabar Film di Medan, Jumat lalu (9/9)  lalu.
   Kembar Adit dan Adin sejak kecil sudah suka menonton film kartun dan membuat animasi sederhana. ”Tahun 1996, ketika masuk perguruan tinggi kami berdua memilih bidang arsitek, karena alasan bidang yang paling dekat dengan animasi,” ungkap Adit.
   Setelah menamatkan sarjana, keduanya mempunyai mimpi besar untuk mengembangkan arsitek dan animasi di Kota Medan. Dalam ba-yangannya, disebut DreamArch Animasi, karena merupakan sebuah rumah animasi untuk mewadahi seluruh aktifitas terkait animasi.
Maka, pada Desember 2001 mulai didirikan DreamArch Animasi dengan studio animasi kecil-kecilan. Studio ini mulai mengerjakan se-jumlah proyek animasi seperti profil Sultan Serdang, visualisasi bank Su-mut Sukaramai, animasi Masjid Agung Mandailing Natal, video profil dan sebagainya. Sebagian dari hasil jerih payah dikumpulkan untuk mo-dal mengurus izin usaha DreamArch Animasi agar lebih dapat eksis di ranah publik.
   Di tengah masih minimnya apresi-asi masyarakat (apalagi pemerintah) terhadap animasi ditambah teknologi yang tidak secanggih saat ini Aditya melangkah jauh ke depan melampaui tren yang sepuluh tahun kemudian di Medan mulai digandrungi anak-anak muda.
”Untuk mencari litetatur bidang ini kami ke Jawa, karena di sana su-dah tumbuh,” kenang Adit.
   Setelah berjalan tiga tahun, ke-duanya kemudian membentuk Animator Club pada tahun 2004 untuk mengumpulkan beberapa teman yang telah dididik dan rekan yang memiliki minat di bidang animasi.
   Pada tahun 2005 untuk menjawab kebutuhan pengembangan DreamArch keduanya mengurus izin Dre-amAcrh menjadi perseroan terbatas (PT). ”Masyarakat kota Medan saat itu banyak yang ingin tahu membuat animasi,” tukasnya.
   Sejak perizinan DreamArch Animasi selesai, pada tahun yang sama, Aditya kita mulai melatih pelajar dan mahasiswa untuk membuat a-nimasi dengan membuka kursus sederhana. "Mimpi kita terwujud adalah suatu kebanggaan, tetapi kita bisa mewujudkan mimpi pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum lainnya yang kita latih, merupakan kebanggan yang jauh lebih besar,” terangnya.
   ”Kita membuat DreamArch sebagai bentuk hobby dan kecintaan kita pada bidang yang kita geluti arsitek dan animasi,” ujarnya pria kelahiran Medan, 6 September 1978 itu.
   Pengembangan edukasi di bida-ng animasi, imbuh Aditya, dimak-sudkan agar talent dan anak kreatif di Medan memiliki wadah kreatif yang selama ini tidak dimiliki kota sebesar Medan.
   ”Kita membentuk DreamArch, karena kita melihat pada tahun 20-01 situasi di Medan kurang terbuka dalam kemampuan kreatif yang dimiliki, sehingga sulit untuk saling berbagi, maka sekarang silakan bagi siapaun yang ingin belajar akan kita kasih tahu,” ungkap ayah satu putera itu.
   Aditya menjelaskan, animasi ti-dak boleh dipahami hanya sekedar film kartun, melainkan harus di-pahami lebih luas. Animasi adalah ilmu terapan. Aplikasinya sangat luas, bisa diaplikasikan ke arsitek-tur, ke games, film, animasi, video clip, visualisasi produk, simulasi, iklan, advertising, opening program TV, kedokteran dan bidang lainnya.
   ”Film kartun hanya bagian kecil dari sebuah industri animasi, walaupun dalam sejarahnya dan a-walnya, memang dari produksi film kartun yang dikembangkan oleh Walt Disney di Holllywood, seperti film kartun Mickey Mouse.
   Senada dengan Aditya, Anditya menambahkan, dalam mengembangkan DreamArch hingga di masa mendatang, pihaknya telah mempunyai blue print apa yang harus dilakukan, termasuk sistem kerja dari mulai perencanaan, penggalian ide, penyiapan SDM, modelling, mapping hingga rendering.
   Di awal tahun 2000-an, membuat animasi masih sesuatu yang dianggap ajaib di Indonesia, konon lagi dianggap sebagai kebutuhan.
”Membuat animasi pertama kali pada tugas akhir kuliah pada tahun 2002, kita bikin animasi bangunan,” kata Anditya. Indonesia, sambung Anditya, memang terlambat dalam menjawab kebutuhan teknologi. Belaka-ngan, ditetapkannya tahun 2009 sebagai tahun Indonesia Kreatif barulah banyak pihak yang memperhatikan animasi.
   Bahkan, pada tahun 2006, lanjutnya, ketika di Pulau Jawa animasi  mulai menggeliat, Gramedia Fair digelar setiap tahun, masih Dream-Arch yang satu-satunya di Medan yang pernah menggelar event nasional tersebut.
   ”Bersama sejumlah pembicara nasional, kita satu-satunya dari Medan nasional yang melakukan bedah buku animasi. Kerangka acuan untuk persyaratan tender proyek pun sekarang ini sebagian telah mewajidkan ber-bentuk animasi,” cetus Anditya.
   Aditya dan Anditya berharap, Medan sudah saatnya menjadi kota penyedia atau pemasok film-film a-nimasi dalam segala produk.
”Jadi misi DreamArch tak lain, menjadi ujung tombak kota Medan sebagai kota kreatif di bidang ani-masi melalui pelatihan animasi, workhsop animasi dan pengemba-ngan komunitas animasi sebagai wahana berbagi pengetahuan,” tu-tur Anditya. (Jufri Bulian Ababil)

Smaradhana produksi film 'Ummi Aminah'

SEJUMLAH artis film papan atas dihadirkan dalam film Ummi Aminah, garapan sutradara Aditya Gu-may. Mereka adalah Hj Nani Wija-ya, Yessy Gusman, Paramitha Rusa-dy, Revalina S Temat, Rasyid Karim. Di film bergenre drama religi ini, juga ditampilkan Ali Zaenal, Gatot Brajamusti, Adenin Adlan, Kamila Wijaya, Ruben Onsu, Zee Zee Shahab, dan lain-lain.
   “Peran mereka disesuaikan por-sinya berdasarkan skenario. Jadi, ti-dak ada porsi berlebih di salah satunya, namun pusat perhatian ada di Ummi yang diperankan Hj Nani Wijaya,” kata Aditya Gumay,  saat selamatan produksi film Ummi Aminah, di Jakarta Timur, Selasa (13/9) siang.
   Aditya memperkenalkan karakter para pemain, antaranya adalah Gatot Brajamusti, yang saat merupakan Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI). “Aa Gatot sebagai Umar, adalah anak pertama – dari 7 anak – Ummi Aminah yang jadi pengusaha sukses,” kata Aditya, yang esoknya langsung syuting selama 20 hari.
   Sementara itu, Gatot Brajamusti mengaku bersyukur diajak bergabung di film ini. “Saya hanya ucapkan syukur, karena kalau ngomong terlalu banyak nanti malah sa-lah. Nanti, kalau saya dianggap tidak bisa main, atau membuat film ini rusak, ya siap dikeluarkan,” kata Aa Gatot, yang saat ini juga sedang membuat film action berjudul Azrak.
   Gatot Brajamusti mengaku berguru akting pada sutradara Dedi Se-tiadi. “Alhamdulillah saya menda-pat gemblengan  akting khusus dari Dedi Setiadi, dan tentu dapat dukungan dari para pemain seperti Ibu Nani Wijaya, dan lain-lain,” ujar Gatot.
   Ummi Aminah ditulis bersama Aditya Gumay dan Adenin Adlan untuk tayang menyambut Hari Ibu pada Desember 2011. Sebelumnya, Adenin dan Aditya juga berpartner menggarap film Rumah Tanpa Jen-dela dan Emak Ingin Naik Haji.
   Film Ummi Aminah bercerita kehidupan keluarga seorang ustadzah Ummi Aminah, yang memiliki 7 orang anak. Masing-masing dari suami pertama dari pernikahannya yang gagal, dia memperoleh dua anak.  Lalu dia menikah dengan Abah (diperankan Rasyid Karim) yang memiliki 5 anak. Ummi Ami-nah merupakan penceramah agama yang cukup popular dan memiliki banyak jamaah. Sesekali dia juga mengisi acara di televisi. Berbagai masalah hadir dalam kehidupan rumahtangga Ummi, terutama keterlibatan sejumlah anak-anaknya dalam tindakan tidak terpuji. (kf2)

'Surat Kecil Untuk Tuhan' road-show ke daerah tak berbioskop

MELANJUTKAN sukses film Surat Kecil Untuk Tuhan (SKUT) yang dirilis sejak 7 Juli lalu, komunitas pecinta film (Sahabat SKUT) di da-erah tidak berbioskop akan menda-pat  kesempatan menonton.
  Atas permintaan dari “Sahabat S-KUT”, rumah produksi Skylar Pictu-res mengadakan roadshow  film SKUT diawali di kota Sukabumi mu-lai tanggal 8 Oktober 2011, ke-mudian berlanjut ke kota Cirebon, Jepara dan kota-kota lain-nya.
SKUT diproduksi Skylar Pictures merupakan debut penyutradaraan Harris Nizam yang memiliki be-berapa tujuan seperti untuk me-nginspirasi dan memotivasi banyak orang melalui tokoh Gita Sesa Wanda Cantika. Skylar Pictures ber-janji akan menyumbangkan seba-gian dari keuntungan bersih pen-jualan tiket film SKUT kepada Yaya-san Onkologi Anak Indonesia  (YO-AI) untuk membantu pengobatan pasien kanker di tanah air.
Acara penyerahan dana yang me-rupakan program CSR Skylar Pictu-res diselenggarakan pada 21 September 2011 di ‘Warung Darmin’ ,  Mampang Prapatan, Jakarta Sela-tan.  Kegiatan ini turut menghadir-kan para pemain Film SKUT, tim Skylar Pictures, perwakilan dari Y-OAI, serta keluarga asli dari almar-hum Gita Sesa Wanda Cantika
Pada kesempatan yang sama, Skylar Pictures meluncurkan sebu-ah buku berjudul Buku Harian SK-UT, Untukmu Sahabatku. Tidak ha-nya berfungsi sebagai buku cata-tan harian, buku setebal 128 hala-man ini juga berisi kumpulan cerita menarik dan fakta unik dibalik pro-ses pembuatan film SKUT. Rangkai-an foto eksklusif behind the scenes dan potongan-potongan a-degan SKUT. (kf1)

Poster jadul film 'Lingkaran Setan' (1972) -- POTRET

FILM Lingkaran Setan disutradarai oleh Misbach Jusa Biran dengan pemain antaranya Sukarno M Noor dan Farouk Afero. Dalam film produksi PT Dipa Jaya Film (produser Washi Dipa) ini, Rano Karno masih jadi aktor cilik. Beberapa pemain lainnya Mieke Wijaya, Aedy Moward, Hamnidy T Djamil, Cassim Abbas, A Khalik Noor Nasution, Farida Oetoyo, Nina Karina, Daud Modas, Jasso Wiratno, dan Fakhri Amrullah. Sinematografi oleh Kasiyo H dengan durasi 137 menit.
   Kisahnya tentang Tohir (Sukarno M. Noor) yang dijatuhi hukuman berat oleh pengadilan kolonial pada 22 September 1938. Hukuman itu dijatuhkan karena jaksa Hasan (Aedy Moward) lebih mementingkan faktor keturunan daripada tindakan kejahatannya. Padahal Tohir melakukan kejahatan lebih karena desakan kebutuhan hidup. Istrinya hamil tua. Ia dipenjara kerja paksa di pembuangan. Ketika mendengar berita anak dan istrinya meninggal, Tohir melarikan diri. Ia culik anak Hasan dan membesarkan dengan kejahatan, tapi hidup bagai orang terhormat. Husin juga menjalani kehidupan ganda.
   Di saat tua Tohir mabuk-mabukan, apalagi saat ia tahu bahwa Hasan yang menghukumnya mendapat anugrah dari negara karena jasa-jasanya. Ia gunakan anaknya, Husin alias Boy (Farouk Afero) untuk membalas dendamnya dengan merampok rumah Hasan. (sumber: Sinematek Indonesia)

Kamis, 03 November 2011

Film 'The Mentalist' aksi duel Limbad vs Deddy Corbuzer

  SETELAH melalui proses produksi selama setahun, film The Mentalist produksi Bintang Kawakibi Pictures siap dirilis 10 November 2011. Ini merupakan film perdana rumah produksi yang salah satu pemiliknya Hengky Kurniawan. Pengumuman jadwal tayang di bioskop itu, disampaikan oleh Hengky bersama tim produksi The Mentalist di Rolling Stones Kafe, Jakarta Selatan, Rabu (2/11) petang. 
   "Kami sengaja tidak menggelar press screening dan premiere, supaya masyarakat penasaran dan menyaksikan langsung di bioskop," ungkap Hengky Kurniawan. Langkah itu, bukan hal baru di jagad perfilman nasional akhir-akhir ini dalam rangka memangkas budget. "Ini trik promosi dari kami," lanjutnya. Memang, petang yang sejuk sehabis hujan itu wartawan hanya disuguhi trailler film berdurasi tak lebih 2 menit yang diulang-ulang. 
   Sekilas di 'film 2 menit' itu, aksi kedua mentalist, yang lebih dikenal di televisi sebelumnya. Deddy Corbuzier dan Limbad disandingkan sebagai pemeran utama. Mereka berdua bertarung dengan kemampuan masing-masing. Deddy yang tak pernah 'berkelahi' di televisi ditampilkan bertarung melawan Limbad. 
   Ada juga aksi potong lidah yang dilakukan oleh Limbad pada dirinya sendiri, selain dia juga membengkokkan kunci inggris dengan giginya. 
  "Ini bukan film horror, tidak ada unsur gaib, atau sihir. Ceritanya tentang duel antara kebaikan dan kejahatan," jelas Deddy Corbuzier, yang mengaku berakting sebagai diri sendiri di film besutan sutradara Walmer Sitohang itu.
   Deddy memberi semacam garansi, bahwa di film ini dia dan Limbad ketika berkelahi atau beraksi tidak menggunakan trik kamera. Semua dilakukan berdasarkan kemampuan masing-masing mentalist. 
   "Sejak awal ditawari scripnya sekitar setahun lalu, saya sudah minta supaya jadi diri sendiri termasuk nama. Saya juga tidak mau menggunakan trik kamera, karena kalau itu dilakukan akan ada justifikasi kalau saya lakukan semua itu tidak berdasarkan kemampuan saya sendiri," ujar mentalist berkepala plontos. "Ditonton jutaan orang adalah tanggungjawab saya juga," sambungnya.
   Tentang aksi potong lidah oleh Limbad, Hengky mengatakan pihaknya tidak menyediakan property darah atau daging lidah. "Jadi, itu bukan trik kamera, dan hanya Limbad yang tahu bagaimana itu dilakukannya," kata Hengky Kurniawan.


Sinopsis
 Ronggo Sewu (Limbad) dulunya adalah asisten Deddy Corbuzier. Setelah beraksi sendiri, Ronggo berambisi jadi mentalist hebat, mengalahkan Deddy yang lebih senior dan terkenal. Ronggo lalu mencari masalah dengan memfitnah Deddy. Ronggo mengatakan sulap yang dilakukan Deddy selama ini adalah hasil ilmu sihir. Padahal mentatalist sejati dilarang menggunakan sihir, jimat atau yang lainnya. Dia juga memperalat Jane, putri Deddy yang diperankan Meiditha Badawijaya agar ayahnya semakin marah dan menerima tantangan duel dari Ronggo.
Deddy yang semula tak menanggapi ulah Ronggo akhirnya terpancing menerima duel. Mereka pun siap dengan permainan yang membahayakan nyawa. (kf1)  

Dirut TPI Dandy Rukmana laporkan bos MNC Hary Tanoe ke Polda Metro

SALAH seorang putra Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut), Dandy Nugroho HM Rukmana melaporkan Hary Tanoesoedibjo, CEO Grup Media Nusantara Citra (MNC) ke Polda Metro Jaya terkait dengan dugaan penggelapan aset PT Citra Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang berubah nama jadi MNC TV.
   Dandy yang juga cucu mantan presiden Soeharto itu mengatakan, laporan tersebut dilakukan karena dirinya beserta keluarga merasa ada perpindahan dan penggelapan aset milik TPI yang menurutnya sangat berharga.
   "Saya selaku Dirut PT Cipta Televisi Indonesia melaporkan Pak Hary karena kami merasa ada pemindahan dan penggelapan aset-aset TPI yang menurut kami sangat berharga dan kami merasa dirugikan," jelas Dandy dan pengacara Dwi Ria Latifa kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (1/11/2011).
   Dalam laporan resmi bernomor TBL/3085/XI/2011/PMJ/Ditreskrimum ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Metro Jaya, Dandy melaporkan Hary Tanoesudibjo atas tuduhan Pasal 372 dan atau 374 KUHP tentang penggelapan dan atau penggelapan dalam jabatan.
   Dasar pengaduan Dandy itu adalah keputusan majelis hakim PN Jakarta Pusat sebelumnya yang menyatakan, kepemilikan saham TPI sebesar 75 persen atas nama PT Berkah Karya Bersama tidak sah dan diharuskan untuk mengembalikan kepada Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut pada 14 April 2011.
   Selain itu, majelis hakim juga mengabulkan sebagian tuntutan ganti rugi terhadap PT Berkah Karya Bersama dan PT Sarana Rekatama Dinamika. Kedua perusahaan itu diwajibkan membayar ganti rugi materil sebesar Rp680 miliar ditambah bunga 6 persen per tahun sampai lunas.
   Sementara itu, kuasa hukum Dandy, Dwi Ria Latifa mengatakan, kepengurusan Dandy di TPI masih sah berdasarkan akta dan penguatan surat dari Kemenkumham.
   "Jadi beliau dan tentu Ibu Tutut sebagai pemegang saham merasa dirugikan bagaimana TPI itu bisa jauh menjadi MNC dan diketahui ada aset dan perangkat TPI di Taman Mini berpindah ke MNC di Kebon Sirih," ungkap Dwi.
   Dwi mengatakan, kubu Tutut tidak pernah dilibatkan dalam perubahan nama TPI menjadi MNC TV.
   "Tidak. Juga satu hal begini yah, bagaimana pun Dandy sebagai Dirut atau Bu Tutut sebagai pemegang saham merasa tidak dilibatkan dalam perubahan ini. Ini berjalan sudah jauh dan sesuatu yang berlebihan," jelas Dwi.
   Menurut Dwi, pihak Tutut telah memenangkan gugatan atas sengketa tersebut. Sehingga, pihak Tutut berhak atas aset tersebut.
   "Secara riilnya saya rasa semua orang tahu TPI itu yang lahirkan siapa, yang miliki siapa. Kalau ada proses-proses di mana Bu Tutut memerlukan bantuan, tapi tidak serta merta mengambil alih," imbuh Dwi
   Tentang aset apa saja yang diambil, Dwi tak mau membeberkan.  "Itu nanti tanyakan saja ke penyidik," kata Dwi. (kf1)