Jumat, 27 April 2012

Film 'Dilema' masuk nominasi Festival Film Moskow

Tim film Dilema berpose di Moscow [foto: dilema the movie]
FILM Indonesia kembali mendapat perhatian internasional. Film omnibus berjudul Dilema, besutan 4 sutra-dara berbakat Adila Dimitri, Robby Ertanto, Robert Rony dan Aldi Pus-poyo masuk nominasi dalam Festival Film Detektif di Moskow, Rusia yang berlangsung Rabu, 25 April 2012.
   Untuk sementara Dilema yang masuk genre crime drama itu berhasil menggeser ratusan film dari manca negara. Saat ini sedang diadu dengan film unggulan dari Inggris, Lithuania, Portugal, Jerman, Italia, Republik Ceko, Iran, China, Selan-dia Baru, Bulgaria, Turki, Argentina Rusia dan lainnya.
   Dilema dirilis mulai 23 Februari 2012 di Indonesia. Film ini dibintangi oleh aktor-aktor kawakan seperti Roy Marten, Tio Pakusadewo, Ray Sahetapy, Slamet Rahardjo, Jajang C. Noer, Lukman Sardi, Ario Bayu, Winky Wiryawan, Reza Rahadian, Baim Wong, Verdi Solaiman, Wulan Guritno, Pevita Pearce, Rangga Djoned dan Kenes Andari.
   Sebagaimana dilansir situs resmi Kementerian Luar Negeri, Kamis, 26 April 2012, mewakili Dubes RI, M. Aji Surya selaku Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Moskow menyambut gembira hal ini.
Robby Ertanto dan Wulan Guritno usai acara pembukaan Detective 
Film Festival di Moskow, kemarin. [foto: dilema the movie]
 Ia menegaskan, film ini menun-jukkan bahwa industri kreatif Indo-nesia semakin maju dan mendapat-kan pengakuan serius secara interna-sional. “Karenanya kita juga akan memutarnya di Universitas Hubungan Internasional MGIMO agar lebih dikenal di kalangan muda Rusia,” ujarnya.
   Film yang tergolong omnibus ini cukup unik. Terdiri dari empat cerita dengan empat sutradara terpisah namun berujung pada satu ending bersama. Dilema bercerita tentang sisi gelap kota Jakarta di mana orang-orangnya menghadapi masalah rumit dan saling terkait satu dengan lain. Di dalamnya ada masalah perjudian, seks, mafia, ormas hingga korupsi.
    “Mungkin inilah film omnibus pertama di dunia yg disutradari empat orang dan berujung satu ending,” ujar Adila yang juga merangkap film director. “Message film ini simpel, kebaikan dan kejahatan itu seperti penyakit yang bisa menular dari satu ke orang lainnya,” imbuhnya.
   Tim film Dilema memang tidak menargetkan sesuatu di Moskow, namun tetap berharap bisa menyabet piala pada pengumuman festival esok, Sabtu 28 April 2012.  Menurut rencana, setelah pulang dari Moskow awak Dilema akan mempromosikan film ini dalam Silk Screen Asian Film Festival di Pittsburg Amerika Serikat. (kf1)

Selasa, 24 April 2012

Daftar lengkap nomine Festival Film Bandung 2012

Eddy D Iskandar, Chand Parwez, Edison Nainggolan
TAHUN ini Festival Film Bandung (FFB) memasuki usia 25 tahun. Festival ini digagas oleh para seniman film di Bandung dalam wadah Forum Film Bandung, dan akan memberi penghargaan kepada insan film nasional pada 12 Mei 2012 mendatang. Sebelumnya, panitia pelaksana sekaligus pengurus FFB 2012-2014 yang diketuai H Eddy D Iskandar, mengumumkan daftar nomine peraih penghargaan FFB 2012. Berikut daftar lengkap nominasi, yang diumumkan di Taman Wisata Mekarsari Bogor, pada 21 April lalu:

Nomine FILM TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Sang Penari/KG Production, Indika Pictures, Les Petites Lumieres, Lynx Films, Salto Films
2. The Mirror Never Lies/ Set Film & WWF Indonesia
3. Di Bawah Lindungan Ka'bah/ MD Pictures
4. Pengejar Angin/ Putaar Production & Pemprov Sumsel
5. Hafalan Shalat Delisa/ Starvision Plus
Edison Nainggolan dan Eddy D Iskandar live SCTV di Bogor

Nomine PEMERAN UTAMA PRIA TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Oka Antara/ Sang Penari
2. Abimana Aryasatya/ Republik Twittwer Amalina Pictures & Rupakata Cinema
3. Qausar HY/ Pengejar Angin
4. DwiSasono/ Sampai Ujung Dunia/ Nasi Putih Pictures
5. Reza Rahadian/ The Mirror Never Lies
         
Nomine PEMERAN UTAMA WANITA TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Prisia Nasution/ Sang Penari
2. Laudya Cynthia Bella/ Di Bawah Lindungan Ka'bah/ MD Pictures
3. Chantiq Schager/ Hafalan Shalat Delisa
4. Atiqah Hasiholan/ The Mirror Never Lies
5. Maudy Ayunda/ Malaikat Tanpa Sayap Starvision Plus

Nomine PEMERAN PEMBANTU PRIA TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Billy Sandy/ Negeri 5 Menara/ KG Production, Million Pictures
2. Mathias Muchus/ Pengejar Angin
3. Agus Kuncoro/ Tendangan dari Langit/ Sinemart Pictures
4. Surya Saputra/ Malaikat Tanpa Sayap
5. Putu Wijaya/ Serdadu Kumbang/ Alenia Pictures

Nomine PEMERAN PEMBANTU WANITA TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Dewi Irawan/ Sang Penari
2. Jenny Rachman/ Di Bawah Lindungan Ka'bah
3. Paramitha Rusady/ Umi Aminah/ MVP Pictures
4. Ira Maya Sopha/ Mother Keder/ Visi Lintas Film
5. Ratna Riantiarno/ Get Married 3/ Starvision Plus

Nomine SUTRADARA TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Ifa Isfansyah/ Sang Penari
2. Kamila Andini/ The Mirror Never Lies
3. Hanny R Saputra/ Di Bawah Lindungan Ka'bah
4. Hanung Bramantyo/ Tanda Tanya/ Amahaka Pictures & Dapur Film
5. Ari Sihasale/ Serdadu Kumbang

Nomine PENULIS SKENARIO TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Salman Aristo/ Sang Penari
2. Ben Sihombing/ Pengejar Angin
3. Dirmawan Hatta/ The Mirror Never Lies
4. Jerimias Nyangoen/ Serdadu Kumbang
5. Monty Tiwa/ Sampai Ujung Dunia
         
Nomine PENATA EDITING TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Wawan I Wibowo/ Pengejar Angin
2. Cesa David Lukmansyah/ Sang Penari
3. Wawan I Wibowo/ The Mirror Never Lies
4. Cesa David Lukmansyah/ Hafalan Shalat Delisa
5. Yoga Krispratama/ Di Bawah Lindungan Ka'bah

Nomine PENATA KAMERA TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Yadi Sugandi/ Tanda Tanya
2. Faozan Rizal/ Pengejar Angin
3. Ipung Rahmat/ Di Bawah Lindungan Ka'bah
4. Bambang Supriadi/ Hafalan Shalat Delisa
5. Ipung Rahmat/ The Mirror Never Lies

Nomine PENATA ARTISTIK TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Eros Eflin/ Sang Penari
2. Fauzi/ Pengejar Angin
3. Allan Sebastian/ Di Bawah Lindungan Ka'bah
4. Tomy D. Setyanto/ The Mirror Never Lies
5. Kumpul Atr/ Malaikat Tanpa Sayap

Nomine PENATA MUSIK TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Tya Subiakto Satrio/    Di Bawah Lindungan Ka'bah
2. Thoersi Argeswara/ The Mirror Never Lies
3. Tya Subiakto Satrio/ Hafalan Shalat Delisa
4. Aksan Sjuman & Titi Sjuman/ Sang Penari
5. Thoersi Argeswara/ Pengejar Angin

Nomine POSTER TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Di Bawah Lindungan Kabah
2. Pengejar Angin
3. The Mirror Never Lies
4. Tanda Tanya
5. Sang Penari

NOMINASI SINETRON DAN NARASINETRON FESTIVAL FILM BANDUNG 2012

Nomine SINETRON TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012    
1. Calon Bini/ Screenplay Production/ SCTV
2. Kampung Hawa/ ANP Films/ TRANS 7
3. Anak Kaki Gunung/ Citra Sinema/ SCTV
4. Tim Bui/ Set Film/ METRO TV
5. Laskar Pelangi The Series/ Mizan Productions/ SCTV
           
Nomine SINETRON LEPAS (FTV) TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Pahala Terindah/ Citra Sinema/ SCTV
2. Si Doel Anak Pinggiran/ Karnos Films/ RCTI
3. Kongkalikong/ Citra Sinema/ SCTV
4. Kalung Kiriman Mama/    Citra Sinema/ SCTV
5. Bule Londo Kepincut Santri Betawi/ Starvision/ RCTI
           
Nomine PEMERAN UTAMA PRIA TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Epi Kusnandar/ Kampung Hawa/    TRANS 7/ ANP Films   
2. Yusuf Mahardika/ Tendangan si Madun/ MNCTV/ MD Entertainment   
3. Derby Romero/ Putih Abu Abu/    SCTV/ Sreenplay Production   
4. Agus Kuncoro/ Tim Bui/ METRO TV/ Set Film   
5. Vino G. Bastian/ Calon Bini/ SCTV/ Screen Play Production   
           
Nomine PEMERAN UTAMA WANITA TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Bunga Zainal/ Cinta Salsabilla/ SCTV/ Screenplay Production   
2. Dona Harun/ Kampung Hawa/ TRANS 7/ ANP Films   
3. Prisia Nasution/ Laskar Pelangi The Series/ SCTV/ Mizan Productions   
4. Agnes Monica/ Mimo Ketemu Poscha/ RCTI/ Sinemart   
5. Marsha Timothy/ Calon Bini/ SCTV/ Screenplay Production   
           
Nomine PEMERAN PEMBANTU PRIA TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Teuku Firmansyah/ Dewa/ RCTI/ Sinemart   
2. Dorman Borisman/ Anak Kaki Gunung/ SCTV/ Citra Sinema   
3. Asrul Dahlan/ Tendangan si Madun/ MNCTV/ MD Entertainment   
4. Adipura/ Binar Bening Berlian/ RCTI/ Sinemart   
5. Dian Sidik/ Calon Bini/ SCTV/ Screenplay Production   
           
Nomine PEMERAN PEMBANTU WANITA TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Ira Maya Sopha/ Tarkam/ TRANSTV/ ANP Films   
2. Jihan Fahira/ Aliya/ SCTV/ Verona Picture   
3. Vina Ferina/ Kampung Hawa/ TRANS 7/ ANP Films   
4. Aura Kasih/ Dewa/ RCTI/ Sinemart   
5. Dewi Irawan/ Anak Kaki Gunung/ SCTV/ Citra Sinema   
           
Nomine SUTRADARA TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012    
1. Vemmy Sagita/ Calon Bini/ SCTV/ Screenplay Production   
2. Sugeng Wahyudi/ Tim Bui/ METRO TV/ Set Film   
3. Kiky ZKR/ Anak Kaki Gunung/ SCTV/ Citra Sinema   
4. Aries Nugraha/ Kampung Hawa/ TRANS 7/ ANP Films   
5. Guntur Soeharjanto/ Laskar Pelangi The Series/ SCTV/ Mizan Productions   
           
Nomine PENULIS SKENARIO TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Ifan Ismail/ Laskar Pelangi The Series/ SCTV/ Mizan Productions   
2. Dirmawan Hatta/ Tim Bui/ METRO TV/ Set Film   
3. H Misbach Yusa Biran (Alm.), Ida Farida, Firman Triyadi, Arief Gustaman, Al Kadri Johan/ Anak Kaki Gunung/ SCTV/
Citra Sinema   
4. Aries Nugraha/ Kampung Hawa/ TRANS 7/ ANP Films   
5. Farisya Maisarah/ Calon Bini/ SCTV/ Screenplay Production   
           
Nomine PENATA EDITING TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Bayu Samantha Agni/ Anak Kaki Gunung/ SCTV/ Citra Sinema   
2. Yosi Adiprana/ Tim Bui/ METRO TV/ Set Film   
3. Toma Margens/ Laskar Pelangi The Series/ SCTV/ Mizan Productions   
4. Ichsan JW/ Kampung Hawa/ TRANS 7/ ANP Films   
5. Dian RH/ Putih Abu Abu/ SCTV/ Screenplay Production   
           
Nomine PENATA KAMERA TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Enggong Supardi/ Anak Kaki Gunung/ SCTV/ Citra Sinema   
2. Fanmy J Saad/ Tim Bui/ METRO TV/ Set Films   
3. Denny Irawan/ Putih Abu Abu/ SCTV/ Screenplay Production   
4. Dav Davi/ Tendangan si Madun/ MNCTV/ MD Entertainment   
5. Tim Mizan/ Laskar Pelangi The Series/ SCTV/ Mizan Productions   
           
Nomine PENATA ARTISTIK TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012
1. Anto Ceper/ Calon Bini/ SCTV/ Screenplay Production   
2. Sinag@rt/ Tendangan si Madun/ MNCTV/    MD Entertainment   
3. Romadona/ Laskar Pelangi The Series/ SCTV/ Mizan Productions   
4. Budi Rianto Karung/ Tim Bui/ METRO TV/ Set Films   
5. Teuku Rusian/ Anak Kaki Gunung/ SCTV/ Citra Sinema   
           
Nomine PENATA MUSIK TERPUJI FESTIVAL FILM BANDUNG 2012    
1. Purwacaraka/ Binar Bening Berlian/ RCTI/ Sinemart   
2. Joseph S. Djafar/ Putih Abu Abu/ SCTV/ Screenplay Production   
3. Ridwan Tandi & Ofel Obaja/ Tendangan si Madun/ MNCTV/ MD Entertainment   
4. Meda & Joseph S/ Laskar Pelangi The Series/ SCTV/ Mizan Productions   
5. Wiwiex Soedarno/ Tim Bui/ METRO TV/ Set Films. (teguh imam s)

Minggu, 22 April 2012

Buku 'Puisi Film' tandai 25 tahun Forum Film Bandung

MEMPERINGATI perjalanan usia 25 tahun Festival Film Bandung (FFB), sebanyak 25 puisi dikumpulkan dari 25 penyair tanah air dan disatukan dalam sebuah buku. Hal ini seolah-olah, penyair menghadirkan film dalam sebuah puisi.
   Bertajuk Puisi Film, ini merupakan buku pertama mengenai penjelmaan sebuah film menjadi sebuah karya puisi. Rupanya bukan hanya penyair, sejumlah orang film juga ikut ambil bagian menulis puisi. Mereka diberi bagian un-tuk menuangkan gambaran dalam sebuah film menjadi sebuah karya berbeda.
   Dalam hari jadinya ke-25 yang digelar di gedung Sunan Ambu Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung, beberapa penyair terlibat dalam buku. Acara yang juga menjadi ajang peluncuran buku Puisi Film, diramaikan dengan pembacaan puisi dari beberapa penyair ternama. Seperti, Slamet Rahardjo, Putu Wijaya, dan Eka Gandara.
   “Sebenarnya buku ini menjadi luapan perasaan dari sineas film untuk mengungkapkan seluruhnya da-lam sebuah puisi. Karena belum pernah ada yang namanya orang film membuat puisi. Kali ini kita mengajak mereka untuk berbagi kesedihan, kesenangan dan seluruh perasaan dalam sebuah maha karya buku Puisi    Film,” ungkap Ketua Umum Forum Film Bandung Eddy D Iskandar saat menyampaikan sambutannya, Minggu (1/4/2012).
   Beberapa penyair yang terlibat dalam buku Puisi Film tersebut adalah aktor kawakan Slamet Rahardjo dengan puisinya bertajuk Dendang Perawan, Putu Wijaya dengan Kebangkitan, Citra oleh Usmar Ismail, Wajah-wajah Dilayar Putih oleh Eddy D Iskandar, dan Rosyid E Abby yang menulis Nyanyian Angsa Bagi Sang Aktor.
   Menurut Eddy, “Selama ini pe-nilaian film Indonesia hanya berkutat pada persoalan teknis. Jarang menyentuh aspek rasa dan konteks sosial dari konten,” katanya.
   Seniman lebih bisa meresapi kandungan dari suatu film. “Seniman itu pastinya akan lebih bisa meresapi pemaknaan dan tarikan sosial dari konten cerita yang diangkat dalam film. Makanya saya ajak seniman menyampaikan pan-dangan, tak hanya kritik, melalui puisi,” ujarnya.
   Menurut dia, perfilman Indonesia masih dihiasi film yang tak karuan, perlu diingatkan dengan cara yang berbeda. (kf1)

'Sanubari Jakarta' digarap 10 Sutradara muda

Adegan 'Terhubung'
Adegan 'Malam Ini Aku Cantik'
CINTA dalam kemasan berbeda ditawarkan dalam film Sanubari Jakarta. Sepuluh sutradara memotret keteguhan atau persoalan cinta anak manusia di balik dinding rapuh ibukota Jakarta. Semua diperlakukan sama dan mendapat kesempatan bicara cinta..
   Jakarta yang metropolis menawarkan banyak kemungkinan, termasuk soal kekumuhan sosial. Di sana  bermukim komunitas lesbian, gay, bisex, transgender, dan intersex (LGBTI). Mereka hidup diantara jutaan penduduk Jakarta. 
   Sanubari Jakarta produksi Kresna Duta Foundation tidak seperti film drama cinta yang biasa ditawarkan. Sanubari Jakarta menyu-guhkan cerita cinta dari segi berbeda. Dengan kisah yang masih tabu di sebagian kalangan, para sineas muda Indonesia memberanikan diri mengangkat fenomena cinta tak biasa yang terjadi di ibu kota.
   Sanubari, sebuah kata yang mu-ngkin bagi sebagian orang terkesan kurang lazim. Namun dari kata tersebut Lola Amaria dan Fira Sofiana yang bertindak sebagai produser dari sebuah kompilasi sepuluh film pendek mengemasnya dalam suatu kumpulan film yang apik dan berbeda.
   Sanubari Jakarta merupakan proyek omnibus film, yaitu kompilasi cerita 10 film pendek dari sepuluh sutradara muda Indonesia.  Isu LGBTI yang berdurasi masing-masing sepuluh menit. Kisah yang di-ajikan bukanlah semata hasil i-majinasi sang sutradara, namun berdasarkan kehidupan nyata yang ada di Jakarta serta berbagai sisi kemanusiaan di dalamnya.
   Produser sekaligus sutradara salah satu cerita, Lola Amaria, mengatakan pemilihan tema yang tak biasa ini bertujuan memperkenalkan kepada khalayak umum bahwa ada komunitas di masyarakat yang patut dihargai. Lola menyebut pembuatan film yang akan tayang di bioskop mulai Kamis 12 April ini tidak dimak-sudkan untuk mengakimi atau membela komunitas tertentu.
“Kami hanya mau menceritakan, mudah-mudahan masyarakat bisa menerima,” ucapnya, saat ditemui usai pemutaran film di Pusat Per-filman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Senin (9/4).
   Pembuatan film melalui banyak proses dan memakan waktu satu tahun mulai dari pengerjaan naskah sampai dengan pengambilan gambar. Semuanya dikerjakan di Indonesia. Naskah cerita yang dibuat oleh penulis muda 21 tahun, Lele Leila ini juga melelui berbagai tahapan seleksi dan konsultasi kepada para aktivis LGBTI. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerancuan dan kesalahpahaman ataupun stigmatisasi yang mung-kin muncul di kalangan masyarakat nantinya.
   “Kami tak mau mengarang karena takut bias, makanya risetnya la-ma,” kata Lola.
Uniknya, para pemain dalam film ini tidak dibayar atas jasa perannya. Karena film indie, dana yang dimiliki Lola dan Fira cukup terbatas. Namun begitu, para pemain, seperti misalnya Reuben Elishama Hadju, Dinda Kanya Dewi, Pevita Pearce, Gia Partawinata dan lainnya, tidak merasa  keberatan. Dengan alasan senada, selain karena mencitai dunia akting, para pemain rela tidak mendapat bayaran hingga mau berpartispasi dalam film yang bercerita tentang cinta dengan cara yang jarang diangkat ini. Meski begitu, hasil dari penjualan tiket film nantinya akan dibagi rata kepada sepuluh sutradara, yang nantinya akan diteruskan pula ke para pemain.
   Meski tema yang diangkat masih terkesan tabu, Lola dan yang lain berharap film yang akan dibawa ke Korea, San Fransisco, Belanda dan negara-negara di Asia Tenggara ini ini bisa membuka simpati publik terhadap komunitas yang selama ini terpinggirkan.
   Satu hal yang sangat berbeda, Sanubari Jakarta digarap serius oleh tim work yang militan namun tetap profesional meskipun siap untuk tidak menerima bayaran. Tayang mulai 12 April 2012. (tis)

Hanung Bramantyo khawatir penonton jijik film Indonesia

SUTRADARA film Hanung Bramantyo menyimpan gunung pertanyaan atas kinerja Lembaga Sensor Film (LSF). Dan ketika berkesempatan menjadi pembicara seminar Hari Film Nasional di Universitas Bunda Mulia, Jakarta Utara, Sabtu (7/4) ia pun menuangkan uneg-unegnya.
   Soal digitalisasi di film, sutradara film Tanda Tanya ini pun mengatakan, hal itu akan mendapat respon dari produser. "Sangat memungkinkan digitalisasi nanti sinetron masuk bioskop, dan ini situasi yang berbahaya. Jika gegabah, semua FTV masuk bioskop. Apalagi, bioskop tidak mau memfilter apapun film yang masuk. Maka bisa dibayangkan film akan over quota," kata Hanung.
  Ia melanjutkan, situasi  film yang harusnya banyak penonton, bisa-bisa hanya 2-3 hari sudah diganti. Ini momok yang luar biasa, dan penonton akan jijik menonton film indonesia," ungkapnya. Salah satu solusi saat ini, menurut Hanung, harus ada lembaga distribusi, yang akan membatasi produser agar tidak langsung masuk bioskop.
   Selain itu, suami dari artis Zaskia Adya Mecca ini melihat peran LSF, yang masih melakukan hegemoni 'tafsir'. "Tidak boleh ada hegemoni tafsir dari LSF. Harus jelas, mana yang disebut SARA, atau porno. Harus tegas klasifikasinya film. Dalam film The Raid, bioskop tidak melarang anak saya yang 10 tahun nonton. Ini perlindungan tidak ada," katanya.
   Situasi lain ia ilustrasikan, bahwa seolah-olah kalau "Genjer-genjer" Hanung dan "Palu Arit" Riri. "Ini seolah kami tidak bermoral, sementara pemerintah melalui LSF seolah sangat bermoral. Ini karena tafsir yang tidak jelas untuk masalah LSF," tandas Hanung, yang hari itu filmnya diputar dan disaksikan mahasiswa dan pelajar dari ber-bagai daerah, yang dikoordinir UBM. (tis)

Film Modus Anomali, mengundang nyali

Adegan dalam Modus Anomali [foto: LifeLike Pictures]
FILM Modus Anomali ditulis dan disutradarai oleh Joko Anwar akan tayang di bioskop mulai 26 April 2012. Untuk filmnya ini, Joko kembali bekerja sama dengan produser Sheila Timothy dari LifeLike Pictures yang mana kerja bareng mereka dalam film Pintu Terlarang (2009) telah banyak menuai pujian dari dalam dan luar negeri.
   Modus Anomali mulai terdengar beritanya sejak 21 Juli 2011 ketika skenarionya meraih penghargaan pertama Bucheon Award di ajang Network of Asian Fantastic Films (NAFF) yang merupakan bagian dari Puchon International Fantastic Film Festival di Korea Selatan. Modus Anomali menyisihkan 23 proyek film nominator lain yang merupakan hasil seleksi dari sekitar 100 proyek dari mancanegara termasuk dari Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, dan Afrika Selatan.
   “Ini film keempat saya setelah Janji Joni, Kala, dan Pintu Terlarang tapi film ini merupakan pet project yang telah lama ada dalam pikiran saya. Dalam Modus Anomali pemain bukan hanya si aktor tetapi juga kamera. Pergerakan kamera dibuat sedemikian rupa sehingga penonton akan merasa berada da-lam suasana mencekam bersama dengan si karakter utama. Desain suara (sound design) dalam film ini juga dibuat sedemikian rupa sehingga akan memberikan cinema experience yang berbeda,” jelas Joko.
   Modus Anomali bercerita tentang seorang laki-laki yang sedang ber-libur dengan istri dan kedua anak mereka di sebuah kabin di hutan dikejutkan dengan kedatangan se-orang tamu yang tak mereka undang. Sebelum dia menyadari apa yang terjadi, laki-laki itu mendapati dirinya terpisah dari keluarganya. Ketika ia mulai menemukan beberapa jam alarm yang tersebar di hutan itu, ia tiba-tiba harus berpacu dengan waktu jika ingin bertemu dengan keluarganya kembali. Sementara itu, di hutan juga sedang berlibur satu keluarga lain, yang mungkin berkaitan dengan keanehan yang sedang ia alami.
   Rio Dewanto menjadi pemeran utama sebagai John Evans dalam film ini. Rio dituntut untuk berakting total dengan ketahanan fisik prima karena harus banyak melakukan adegan berlari sepanjang film. “Untuk persiapan, gue harus banyak latihan lari supaya fisiknya kuat. ‘Kan nggak enak kalau syuting harus stop hanya karena gue-nya nggak kuat secara fisik,” ujar Rio yang lewat Modus Anomali menda-patkan kesempatan pertama kalinya sebagai pemeran utama film.
   Selain Rio Dewanto, film ini juga didukung oleh para pemain lainnya termasuk Surya Saputra dan Marsha Timothy yang sudah tidak diragukan lagi kemampuan aktingnya. Yang berbeda dan menarik, Joko Anwar dan Sheila Timothy menerapkan langkah promosi gencar dari awal dengan kekuatan jaringan social media termasuk untuk urusan casting. Izzy Amara Isman, Aridh Tritama, Sadha Triyudha, Jose Gamo, dan Hannah Al Rashid adalah pemain yang didapat dari casting lewat jejaring sosial, twitter dan facebook. Keempat pemain baru ini juga menunjukkan bakat akting yang luar biasa dalam film ini.
   Sementara itu, urusan penggarapan filmnya adalah cerita lain lagi yang juga menarik. “Proses produksi 10 hari, outdoor, di area hutan pinus dengan kondisi cuaca berubah-ubah, merupakan tantangan terberat. Untuk men-capai waktu produksi ini, kita lakukan pra-produksi secara intens selama 6 bulan, mulai dari koreografi kamera sampai la-tihan pyro-effect kami lakukan berkali-kali sebelum hari produksi,” jelas Sheila Timothy.
   Meski baru diputar di Indonesia 26 April, Modus Anomali me-lakukan world premiere di South By Southwest Film Festival (SX-SW), festival film terbesar kedua di Amerika Serikat yang diseleng-garakan di Austin, Texas pada tanggal 9-17 Maret 2012 lalu. Festival ini terdiri dari 3 bagian yaitu, Film, Interactive, dan Music. Keseluruhan dialog di dalam film ini menggunakan bahasa Inggris. (kf1)

Sheila Timothy beri garansi penonton tak akan rugi

Sheila Timothy [foto: dudutspi]
FILM Pintu Terlarang sepertinya masih belum hilang dari ingatan pecinta film nasional, walaupun proyek unik karya sineas Joko Anwar ini beredar di bioskop tiga tahun silam. Dan, sampai sekarang, Joko kembali berkarya masih di bawah supervisi produser Sheila Timothy  -- pemilik LifeLike Pictures -- yang sudah menyiapkan produk terbarunya, yakni Modus Anomali.
   Proyek film yang satu ini,  akan  menyuguhkan genre yang tidak  jauh berbeda dari sebelumnya yakni thriller.
“Mungkin lebih berdarah-darah,” ungkap Lala, sapaan akrab Sheila Timothy, produser saat dikontak beberapa waktu lalu. Sebuah isyarat jika film ini lebih menonjolkan aroma eksyennya.
   Lala juga sempat mengingatkan bahwa beberapa petunjuk dari film ini sudah ditunjukkan pula dalam film Pintu Terlarang. Di dalam situs film 21cineplex.com dia menja-barkan, ”Film Modus Anomali sebenarnya sudah disebut di film Pintu Terlarang, dimana ada persimpangan jalan yang bertuliskan modus dan ada anomali.” 
   Modus Anomali dibintangi oleh aktor Rio Dewanto, Hannah Al Rashid, Surya Saputra dan Marsha Timothy. Kisahnya tentang seorang lelaki yang berlibur bersama istri dan kedua anaknya dalam sebuah pondok di tengah hutan. Pada su-atu hari mereka dikejutkan dengan kedatangan tamu yang tak diundang. Hal ini menyebabkan sang ayah harus menuntaskan sebuah misi agar keluarganya terselamatkan. Dia harus berpacu melawan waktu.
   “Ini masih lebih gampang kok,” demikian Lala membandingkan dengan film Pintu Terlarang. Lala juga memberi garansi bahwa produknya dibuat dengan serius. “Kita tak ingin penonton merasa rugi mengeluarkan uangnya untuk menonton film kita,” selorohnya.
   Setelah beberapa wak-tu sebelumnya sempat diputar di mancanegara,  Modus Anomali siap menghibur penggila film di tanah air mulai 26 April 2012. (bob)