Selasa, 08 November 2011

Pasukan berkuda Parfi iringi Gong Perdamaian Dunia

Ketua Umum Parfi Aa Gatot Brajamusti (kanan) dan Toro Margens (kiri) dalam Kirab Gong Perdamaian Dunia yang berlangsung di Semarang, Jawa Tengah (foto: dudut sp)
SELEPAS adzan dhuhur waktu Semarang, Rabu (8/11) cuaca begitu dinamis. Sebentar panas lalu berubah sejuk, dan kembali panas. Delapan ekor kuda milik Kepolisian Daerah Semarang berjajar di depan Markas Komando Distrik Militer 0733 BS yang terletak di Jalan Pemuda. Hewan-hewan tunggangan yang terlatih itu memang tak lazim berkumpul di sana. Ini hanya salah satu pemandangan dari persiapan acara "Kirab Gong Perdamaian Dunia Solo-Semarang".
   Kesibukan kecil lainnya tampak di Balai Sudirman yang berada di dalam kompleks Kodim 0733. Sejumlah artis anggota Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) diketuai Aa Gatot Brajamusti melakukan briefing, untuk melaksanakan hajat mereka mengiringi Gong Perdamaian Dunia berdiameter 5 meter, yang dikirim dari Solo, Jawa Tengah untuk dibawa ke Bali melalui Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang.
Gong ukuran raksasa itu. (foto: dudut sp)
   "Sesampainya di Tanjung Emas, gong ini akan diangkut ke Bali menggunakan KRI Teluk Cendrawasih. Kami berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI AL," ujar Ketua Umum Parfi, Aa Gatot Brajamusti yang juga Pimpinan "Kirab Gong Perdamaian Dunia Solo-Semarang" sesaat sebelum menunggang kuda. Beberapa artis ikut menunggang kuda antaranya Toro Margen, Hans sidardja (Ketua Parfi Semarang), Adenin Adlan, Agus Leo, Firman Nurjaya, Tedi Terangi, dan Piet Pagau. Sementara artis lainnya seperti George Taka, dan sejumlah aktris perempuan naik kendaraan.
   Selanjutnya gong dikirab menuju Pelabuhan yang berjarak sekitar 2 km dari tempat start. Selain pasukan berkuda, ada rombongan motor besar Harley Davidson, voreiders, dan kendaraan pribadi.
   Sementara gong perdamaian dunia yang dibuat 'khusus' berdiameter 5 meter, diangkut naik ke atas truk milik TNI AL. Besarnya gong memacetkan jalan. Ditambah dengan iringan berkuda yang jalan dengan kecepatan tak sampai 7 km/jam, tumpahnya masyarakat yang ingin menyaksikan 'prosesi' kirab gong tersebut.
   Kirab gong perdamaian dunia menjadi penting, karena simbol perdamaian ini -- termasuk Hari Perdamaian Dunia 21 September yang diratifikasi PBB diprakarsai oleh masyarakat Indonesia. "Kita harus bangga dengan prakarsa bangsa Indonesia, yang mengilhami dunia untuk mengadakan Hari Perdamaian Dunia," ujar Direktur Komite Perdamaian Dunia, Mohammad Ridwan Widhiyantoro.
   Gong Perdamaian Dunia (GPD) dibuat pertamakali di akhir 2002 pasca 'Bom Bali-I' oleh Djutoko Suntani (Presiden Komite Perdamaian Dunia) bersama Gde Sumarjaya Linggih (anggota DPR RI), dan beberapa tokoh nasional seperti Esy Darmadi dan Lieus Sungkharisma. Saat ini GPD sudah tersebar di 43 Negara dari 202 negara anggota Komite Perdamaian Dunia.
   "Gong Perdamaian Dunia adalah satu-satunya sarana persaudaraan dan pemersatu umat manusia di dunia. Artis film seharusnya juga berperan dalam sebagai agen perdamaian. Sebagai organisasi yang menaungi artis film, Parfi sangat menaruh perhatian terhadap upaya-upaya membangun persaudaraan antarumat manusia," jelas Aa Gatot, yang sukses menggelar Konser Perdamaian dalam rangka Hari Perdamaian Dunia di Gianyar, Bali 21 September 2011. Alasan itulah yang menurut Aa gatot, pihaknya bersedia menjadi penyelenggara kegiatan Kirab Gong Perdamaian Dunia Solo-Semarang.
   Menurut Aa Gatot, "Untuk menciptakan perdamaian memang tidak mudah, namun harapan itu harus tetap diwujudkan. Kami pun berjuang dan berdoa untuk melakukan kirab gong ini," jelas pemeran dalam film Ummi Aminah, yang kini sedang mempersiapkan produksi film aksi berjudul Ajraq. 
   Selanjutnya, gong ukuran raksasa tersebut akan dibawa ke Bali menggunakan KRI Tanjung Cendrawasih. Di Bali nanti gong akan dipasang di salah satu tempat yang sudah disiapkan oleh panitia setempat. (kf1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar