Rabu, 19 Oktober 2011

Syuting film 'Sanubari Jakarta' bersemangat indie

RABU 27 September 2011 pukul 11.30 WIB, syuting hari kedua salah satu dari 9 judul omnibus film Sanubari Jakarta yang berjudul Terhubung harus sudah take. Namun, kru masih berbenah mengatur property satu ruangan paviliun sebuah kompleks di Jl Raya Gempol no 168, kawasan Cijantung,  Jakarta Timur. Produser proyek film ini adalah Lola Amaria, yang baru datang dan langsung melakukan ‘inspeksi.
  “Seharusnya sudah mulai syuting nih..,” ujar Lola agak keras pada kru, termasuk sut-radara Alfrits dan kameraman Bembi.
  Sambil membuka laptop, Lola pelan mengatakan, “Pertama syuting kemarinmemang sampai jam 02.00 dinihari, sih,” ujarnya, seakan memaklumi ketidaksiapan itu. Akhirnya ada ‘kesepakatan’ tak tertulis, syuting akan dimulai setelah makan siang jam 12.00 WIB.
   Waktu bergulir, semua unit sudah dalam suasana ‘on’ dan berada pada posisi masing-masing..Hanya sesekali terdengar teriakan action dan cut diantara dialog-dialog  kecil.
  Rencananya, syuting hari ini  dituntaskan mengambil 5 scene. “Kalau sampai molor, biaya akan tambah. Disiplin waktu harus dijaga, karena kita bikin film dengan budget patungan,” kata sutradara film Minggu Pagi Di Victoria Park ini.
  Tentu saja perhitungan waktu sangat mempengaruhi produksi film, yang dilandasi semangat indie namun tetap menjaga irama profesionalime itu. Setidaknya kru mendapat ‘mentor’ dan monitoring dari Lola yang lebih berpengalaman. “Sanubari Jakarta kami targetkan tidak untuk penonton bioskop atau komersial. Jadi kami buat sebaik-baiknya dengan kemampuan yang ada. Berharap bisa masuk festival film di dalam dan luar negeri, karena isu LGBT (Lesbian Gay Bisex dan Transgender) ini sangat global,” lanjut sineas yang selama ini cenderung mengusung tema idealisme dalam keryanya.
  Kebetulan, kata Lola, seluruh tim sepakat untuk tidak menjadikan film ini komersial. Alasannya, yang pertama adalah ketiadaan biaya untuk memblow-up film ke seluloid agar bisa diterima bioskop. Kedua, tim berharap tak ada sensor dari film mereka, dan Ketiga tim ini punya jalur distribusi film yang sudah ‘mapan’ di kampus-kampus dan komunitas tertentu.
  Alasan Lola mengangkat tema LGBT karena dia peduli pada hal-hal yang selama ini o-rang kurang peduli dan menganggap tabu. “Di sekeliling kita banyak orang-orang yang berbeda dalam  orientasi seksual, dan mereka tidak mendapat hak layak sebagai manusia umumnya. Bahwa banyak diantara mereka diterima sebagai entertainer, tapi itu belum membuka masalah sebenarnya,” jelas Lola, yang ingin mengangkat sisi humanisme dari persoalan sosial di masyarakat Indonesia tersebut. "Yang jelas, dunia fashion tanpa mereka akan sepi."
  Dijadwalkan, Desember 2011 semua film sudah selesai syuting. Lola, menggarap proyeknya kali ini melalui Kresna Duta Foundation, yayasan yang akan mensupport pro-duksi film. “Makanya saya terus berusaha cari bantuan sambil syuting,” ujarnya.
   Ketika syuting sampai take ke 4, Lola pamit pada kru dan berjanji akan datang malam harinya.

9 Judul satu film
Berbeda dari yang dibuat sebelumnya, konsep omnibus film ini semula berjudul Jakarta Deep Down, lalu diubah menjadi Sanubari Jakarta.  Film ini kompilasi 9 film pendek, 9 cerita bertema LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) karya 9 sutradara. Masing-masing film tersebut berdurasi 10 menit.
  Berikut adalah kesembilan film tersebut: Malam Ini Aku Cantik (Sutradara: Dinda Kanya Dewi): merupakan adaptasi cerpen Malam Ini Aku Cantik, tentang waria bernama Agus yang bekerja demi membiayai hidup anak dan Istrinya di kampung, 2Warna (Sutradara Adriyanto Waskito Dewo); tentang dua lelaki yang saling jatuh cinta, Pembalut (Strd Billy Christian): Tentang sepasang kekasih Bianca dan Theresia yang mencintai hingga suatu saat mereka butuh pembalut,  Lumba-Lumba (Strdr Lola Amaria:  Tentang Adinda, seorang guru di sebuah TK “Lumba-Lumba”  menyukai perempuan bernama Ajeng. Ada rahasia yang terjadi kemudian dirumah Ajeng, Gagal Bercinta (Stradara: Aline Jusria) Cerita tentang kaum homo, Topeng Srikandi (Sutradara: Kirana Larasati)  Kisah perempuan bernama Srikandi yang sakit hati dan memilih menjadi laki-laki, Terhubung (Sutradara: Alfrits); Kartika punya pacar pria, tapi dia juga jatuh cinta pada Agatha,  CakaMata (Sutradara: Tika Pramesti): Rama, pria tertarik sesama jenis bernama Putra, Hari Pertama (Sutradara: Fira Sofiana): Abby perempuan yang memutuskan dirinya berpenampilan sebagai laki-laki. Hari ini pertama Abby mengalami menstruasi. Perut sakit, suasana tak enak, dan celananya kena bercak darah. Dan di hari pertama itu, Abby dihadapkan pada banyak kenyataan saat berada di jalan. (kf1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar