Minggu, 20 November 2011

Nonton bareng 'Rumah Tanpa Jendela' di Aceh dan Medan

DIREKTORAT Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film (Dirjen NBSF) Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata melalui Unit Pelaksana Tugas (UPT) Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Kota Banda Aceh memfasilitasi sebanyak 300 siswa mengikuti kegiatan nonton bareng film Rumah Tanpa Jendela (RTJ) yang dilaksanakan pada Kamis (10/11) di Banda Aceh dan Sabtu, di Medan.
 Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Kota Banda Aceh (12/11) Djuniat S.Sos mengatakan, kegiatan nobar RTJ ini ditujukan dalam rangka menjadikan film-film yang bernilai positif bagi anak-anak menjadi tuan rumah bagi bangsa sendiri.
 ”Tujuan utamanya, untuk membangun dan mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa yang edukatif,” kata Djanius kepada wartawan.
 Melalui kegiatan ini, lanjutnya, diharapkan anak-anak yang menonton bisa menerima manfaat film anak sebagai media pembangunan karakter bangsa. ”Penanaman budi pekerti sesuai dengan nilai-nilai budaya merupakan program kita di Balai Pelestarian Sejarah,” jelasnya.
 Diterangkan, UPT Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional merupakan unit pelaksana Program Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbupar) Pusat.
 Unit ini, lanjut Djuniat, merupakan salah satu dari 5 Direktorat Jenderal (Dirjen) Budpar yang ditempatkan di daerah-daerah yang mencakup Wilayah Kerja Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
 ”Ada dari 33 Unit Pelaksana Tugas yang tersebar di 33 propinsi di Indonesia dengan program yang beragam dan variatif, jadi bukan film melulu,” paparnya.
 Dalam kesempatan yang sama, sutradara RTJ Aditya Gumay didampingi Produser dan penulis naskah Adenin Adlan menyebutkan, kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari di Banda Aceh dan Medan ini, kegiatan ini merupakan undangan yang sangat positif dari pihak UPT Balai Pelestarian Sejarah. ”Kami merasa sangat bangga mendapat undangan kehormatan seperti ini, walaupun film ini sudah selesai tayang di bioskop dan sudah tayang di televisi,” jelas Aditya.
 Kendati demikian lanjut Aditya, pihaknya patut mensuyukuri, film RTJ masih dapat dipromosikan oleh banyak pihak sebagai media pendidikan dan penanaman nilai budaya.
 Diterangkan, saat ini Smaradhana Pro sedang mempersiapkan sedikitnya 10,000 DVD  yang akan siap untuk didistribusikan. ”Kita akan menjalin kerjasama dengan sekolah formal dan lembaga pendidikan yang menjadikan film anak sebagai media pendidikan,” ujarnya.
 Kegiatan nobar RTJ merupakan pertama kali di gelar di wilayah Aceh dan kedua kali di Medan, setelah pertama kali digelar oleh Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) bekerjasama dengan Abah Production, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pujakesuma dan Tabloid Kabar Film di Medan, Sabtu, 10 April silam yang diikuti lebih dari 700 penonton dari Pemkab Sergai, kalangan pelajar dan komunitas film anak, khususnya. (jufri ba)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar