Minggu, 20 November 2011

Piet Pagau lari dari RS demi casting

Piet Pagau (foto: dudutsp)

AKTOR senior Piet Pagau eksis sejak masa keemasan perfilman nasional tahun 1980-an hingga kini. Saat perfilman nasional mengalami masa paceklik di tahun 1990-an, Piet Pagau tetap bertahan dalam dunia akting melalui jalur sinetron.  Pria berkarakter keras ini dilahirkan di Dusun Batu Raya Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat pada 23 Februari 1951. Sudah puluhan film ia perankan sejak ia memutuskan menanggalkan statusnya sebagai staf kantor kecamatan.
    Di tengah ramainya pemeran muda di layar lebar, Piet Pagau tak surut langkah.  Ia masih mendapat kesempatan tampil di sejumlah film seperti Hantu Bangku Kosong (2006), Leak (2007), Kuntilanak 2 (2007), The Shaman (2008), 3 Pejantan Tanggung (2010), Lost in Papua (2011), dan Batas (2011).
   “Saya orang yang beruntung. Kehadiran saya di film bisa sampai hari ini karena keberuntungan, dan tentu saja semangat profesionalisme,” kata Piet Pagau saat ditemui Tabloid Kabar Film di acara “Kirab Gong Perdamaian Dunia” di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang baru-baru ini.
   Menjadi pekerja film, menurut Piet Pagau merupakan pilihan hidupnya. Dia sempat merasakan gajian antara tahun 1971-1976, ketika menjadi staf kecamatan Batang Lupar, Kapuas Hulu. “Saya tidak puas dan protes ketika mendapat jatah beras lebih kecil dari tentara. Waktu itu, tentara dapat 18 kg dan saya mendapat jatah beras 10 kg. Apa bedanya perut tentara dan PNS? Lalu saya memutuskan berhenti jadi PNS,” ujar lulusan APDN ini.
  Beruntung tak lama sejak berhenti jadi PNS, Piet Pagau mendapat kesempatan terlibat dalam film Mandau dan Asmara (1976) sekaligus menjadi debutan pertamanya di dunia akting. Kendati belum pernah belajar akting, sutradara Young Indrajaya menerima Piet Pagau saat ikut casting dan berlanjut syuting di Pontianak.
   Satu hal yang masih sangat diingat oleh Piet Pagau, adalah ketika pertamakalinya dia berkenalan dengan dunia film.
   “Saya mendengar percakapan orang-orang di rumah sakit bahwa akan ada syuting film di Pontianak. Ketika itu saya sakit dan dalam perawatan, sempat lari dari rumah sakit untuk ikut casting. Setelah casting, saya kembali ke rumah sakit,” kenang Piet Pagau, yang divonis hanya bisa bertahan hidup sebulan karena sakit kuning.
    Sebagai orang yang pernah menjadi PNS, Piet Pagau juga aktif dalam berbagai kegiatan antaranya organisasi profesi Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) dan Partai Demokrat sebagai anggota Majelis Pertimbangan Partai DPP Partai Demokrat Kalimantan Barat. Tahun 2002, dia sempat mencoba ikut dalam bursa calon gubernur Kalbar periode 2003-2008. (tis)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar