Sabtu, 14 Januari 2012

Anugerah Keris Panglima untuk pelaku industri wisata Medan

SEBANYAK 10 pelaku industri wisata di Kota Medan dianugerahi tropi ’Anugerah Keris Panglima’ dan koin Dinar emas pada malam Medan Tourism Award yang digelar di Garuda Plaza Hotel Medan, Senin (19/12/2011). Kesepuluh kategori penghargaan yang dinilai, masing-masing agen perjalanan, hotel, restoran, rumah makan, angkutan, penerbangan, gedung bersejarah, pekerja seni, media, dan tokoh pariwisata; kategori pekerja film yang mempromosikan wisata kota Medan tidak masuk kategori penilaian. 
   Padahal, sepanjang 2011 saja, dua sineas Medan mendapatkan penghargaan nasional di bidang film yang bertema budaya dan promosi pariwisata, yakni Onny Kresnawan, juara dalam Kompetisi film yang diadakan Kemenbudpar RI (sekarang ganti nama menjadi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dan Andi Hutagalung, juara dalam festival Film Dokumenter Bali yang digelar Dinas Kebudayaan Propinsi Bali. 

   Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, Busral Manan mengatakan,
pemberian penghargaan ini dilatarbelakangi oleh peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang konsisten selama beberapa tahun belakangan di Kota Medan.
   ”Kita menyadari bahwa target kunjungan hanya bisa dicapai melalui kerjasama semua pihak. Dengan demikian, Pemko Medan merasa perlu untuk mengapresiasi kinerja para pelaku wisata, serta mendorong mereka untuk bekerja lebih giat lagi di masa mendatang,” kata Busrol kepada wartawan.
   Busrol menambahkan, selain menjadi bentuk apresiasi, ajang Medan Tourism Award 2011 juga merupakan bagian dari rangkaian highlight menuju program Visit Medan Year 2012. 'Sebagai acara yang bernuansa wisata, maka kita juga mengisi acara ini dengan konsep konsep wisata yang menghibur dan mendidik,” imbuhnya.


Datang Telat
Acara bergengsi yang menghadirkan nuansa pasar malam di Esplanade tahun 1920. Seluruh dekorasi dan setting mencoba replikan Deli tempo doeloe itu terpaksa molor hampir satu jam karena Walikota Medan, Drs. Rahudman Harahap MM yang sejak awal diharapkan dapat langsung membuka acara.
   Tidak sedikit pengunjung termasuk tokoh wisata Medan yang kecewa, padahal Medan Tourism Award 2011 tersebut merupakan ajang pemberian penghargaan yang pertama kali dilakukan oleh Pemko Medan.
   Tikwan Raya Siregar, selaku panitia penyelenggara menerangkan, tim juri yang menilai terdiri dari para akademisi, pengamat, dan figur-figur yang dianggap kredibel untuk melakukan penilaian secara objektif dan bertanggung jawab.
   ”Penyeleksian kita lakukan dengan sangat hati-hati dan memperhatikan berbagai aspek,” jelas Tikwan
   Menurut Tikwan, pemberian koin dinar emas dalam event ini menjadi simbol kemurnian dalam penyeleksian.
   'Emas dalam satuan Dinar adalah senyawa murni yang lebih tahan korosi dan unggul sebagai mata uang, kami pilih sebagai simbol ketulusan hati dalam penghargaan ini,' terang Tikwan kepada Kabar Film di Medan.
   Tikwan berharao event seperti ini dapat menjadi perhelatan tahunan, juga langkah Kadis Pariwisata Medan ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh masyarakat Sumatra Utara khususnya Medan, untuk mengembalikan tradisi Melayu Deli, menggunakan mata uang emas dan perak dalam transaksi.

 Berikut adalah penerima 10 kategori Anugerah ”Keris Panglima”:

1. Rumah Tjong A Fie, terpilih sebagai gedung bersejarah terbaik.
2. JW Marriott Medan, sebagai hotel terbaik & paling konsisten
3. Ben M Pasaribu, terpilih sebagai pekerja seni yang mengharumkan Kota Medan
4. Narasindo Tour and Travel, terpilih sebagai agen paling inovatif
5. Garuda Indonesia Airlines, terpilih sebagai maskapay penerbangan terbaik
6. Restoran Tip-top, terpilih sebagai restoran terbaik
7. Rumah Makan Soto Sinar Pagi, terpilih sebagai rumah makan terbaik
8. Blue Bird, terpilih sebagai angkutan umum ternyaman
9. Harian Medan Bisnis, terpilih sebagai media terbaik
10.Ben Sukma, terpilih sebagai tokoh pariwisata
 (Jufri Bulian Ababil)

2 komentar:

  1. pembohongan dan pembodohan!

    BalasHapus
  2. yg komen barusan tu yg sok jujur dan sok pintar, penakut pula lagi

    BalasHapus